Pengertian hukum bacaan Iqlab dan contohnya

Assalamu'alaikum, pada artikel ini akan diuraikan penjelasan hukum bacaan iqlab lengkap dengan contohnya. Mempelajari hukum tajwid termasuk iqlab sangatlah penting supaya bacaan Al Quran kita benar dan bagus.

Iqlab dalam ilmu tajwid masuk kedalam hukum nun sukun dan tanwin.

Pengertian Iqlab

Iqlab menurut bahasa adalah memindahkan sesuatu dari bentuk asalnya (kepada bentuk lain).

Iqlab menurut istilah adalah menjadikan suatu huruf kepada makhraj huruf lain dengan tetap menjaga ghunnah (sengau pada huruf yang ditukar).

Iqlab dalam pengertian hukum nun sukun dan tanwin adalah apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba (ب), maka ditukar dengan mim, tetapi hanya dalam bentuk suara, tidak dalam bentuk tulisan.

Huruf Iqlab

Seperti dijelaskan diatas, huruf iqlab hanya satu yaitu ba (ب).

Cara membaca iqlab

Cara membaca iqlab adalah dengan mengubah suara nun sukun atau tanwin menjadi mim. Kedua bibir dirapatkan untuk mengeluarkan bunyi dengan disertai dengung (sengau) yang keluar dari pangkal hidung.

Kemudian ditahan sejenak kira-kira dua ketukan sebagai tanda bahwa disana terdapat hukum iqlab.

Contoh iqlab

مِنْ بَعْدِ
صُمٌّۢ بُكْمٌ
كَلَّا‌ لَيُنۡۢبَذَنَّ فِى الۡحُطَمَة
سَمِيعٌۢ بَصِيرٌ
َوَاَمَّا مَنۡۢ بَخِلَ

Ada tiga alasan yang dikemukakan oleh Jumhur Ulama tentang terjadinya hukum iqlab yaitu:

Karena huruf nun dan tanwin mengandung ghunnah, sedangkan untuk mengucapkan huruf Ba, bibir harus tertutup, ini akan mengakibatkan terhalangnya ghunnah apabila dibaca dengan idzhar.
Antara huruf nun dan tanwin dengan huruf Ba berbeda makhraj dan sifat, karena itu ia tidak memenuhi syarat untuk dibaca idgham.
Apabila dibaca dengan ikhfa juga tidak mungkin, karena berarti masih diantara idzhar dan idgham.

Oleh karena itu cara yang terbaik adalah dengan menukar huruf nun sukun atau tanwin dengan mim. Disamping karena huruf mim mempunyai sifat yang sama dengan nun, yakni ghunnah, juga karena makhraj keduanya sama dengan Ba, sehingga pengucapannya menjadi mudah dan sifat ghunnahnya tidak menjadi hilang. (Sumber: Ilmu Tajwid Plus - Moh. Wahyudi)